Selama lebih dari dua puluh tahun ini, apakah kamu masih menjalani hidup yang begini-begini saja?
Hidup yang tergolong biasa saja karena masih jauh dari sukses. Sejak duduk di bangku sekolah, kamu memang tak terlalu berprestasi.
Tampang apalagi! Pas di garis rata-rata. Urusan percintaan pun kamu ya biasa saja.
Rasanya nggak ada yang peduli tentang hubungan ini kecuali dirimu sendiri dan dia yang akhirnya memilih pergi.
Ketika saatnya bekerja pun kamu lagi-lagi mendapatkan pekerjaan yang, yah biasa saja.
Lalu lewat medsos kamu mulai merasa bahwa dirimu sungguh nggak ada perkembangannya.
Teman-temanmu sudah jauh lebih sukses darimu. Ada yang lanjut pendidikan S2 di luar negeri.
Ada juga yang sudah menikah dan mendapatkan pekerjaan impian dengan gaji yang jauh lebih baikdaripada punyamu.
Untukmu yang merasa hidup ini terlalu biasa dan hampa, mungkin sudah saatnya kamu membaca sekaligus merenungkan uraian di bawah ini.
1. Sebenarnya tanpa disadari, kamu pun berkembang sama seperti mereka, tapi kamu terlalu fokus melihat ke luar saja
Rasanya hampir tak ada kesia-siaan dalam hidup ini.
Sebab di setiap detik yang berjalan, sesuatu pasti terjadi pada dirimu ini.
Setiap sel dalam tubuhmu membelah setiap waktu. Itulah sebabnya kamu tumbuh dari kecil hingga sebesar ini. Pun dengan segala sesuatu di kehidupanmu sehari-hari.
Meski kamu merasa hidupmu stagnan, tapi nyatanya berkembang sesuai porsi yang telah semesta tentukan.
Namun karena kamu terlalu melihat ke luar, apa yang kamu alami justru tertutupi. Ya sudah, akhirnya apa yang terjadi pada dirimu sendiri terlewatkan begitu saja.
2. Di saat kamu merasa hidupmu berjalan tak sesuai rencana, nyatanya tetap ada segelintir orang yang iri dan berharap ada di posisimu yang sekarang
Merutuki hidup sendiri memang hal termudah saat tengah merasa terpuruk dan iri. Apalagi ketika tak ada teman untuk bercerita.
Merutuki diri adalah pilihan paling logis yang bisa dilakukan.
Namun ketika kamu sibuk merutuki diri, di luar sana ada segelintir orang yang iri akan keadaanmu sekarang ini.
Mereka mungkin iri denganmu yang sudah memiliki pekerjaan, sedangkan mereka masih harus berjuang keluar masuk perusahaan mengantar lamaran.
Di saat kamu ingin bertukar hidup dengan orang lain yang lebih wah, mereka justru berdoa agar berada di posisimu sekarang.
Tak perlu lagi panas-panasan dan sudah punya penghasilan sendiri.
3. Hidup yang begini-begini saja mungkin karena kamu terlalu memerdulikan omongan orang. Bukankah ini hidupmu dan kamu yang berhak menentukan ke mana arahnya?
Orang berkata A, kamu lantas mengikutinya. Mereka berkata B, kamu juga melakukannya. Hidup ini seakan bukan hidupmu lagi.
Sebab yang memegang kemudi omongan orang lain. Karena terlalu memerdulikan omongan orang, kamu jadi merasa biasa saja pada hidupmu sendiri.
Tak ada semangat untuk melakukan sesuatu. Toh tujuanmu hanya menyenangkan orang-orang di sekitarmu.
Mungkin inilah yang menyebabkan hidupmu berjalan dengan datar. Sebab ke mana kamu melangkah, bukan dirimu sendiri yang menentukan tujuannya.
Melainkan omongan orang yang belum tentu baik bagimu atau dinginkan dirimu.
4. Tak perlu berlebihan dalam meratapi hidupmu ini. Toh meratap lama tak akan memberimu apa-apa
Scroll, tap-tap, scroll lagi, lalu meratapi hidup yang tak seindah lini masa medsos teman-temanmu.
Di media sosial, mereka terlihat sibuk dan kekinian. Sibuk meeting di banyak tempat. Sibuk dinas sembari jalan-jalan.
Sementara kamu di sini hanya begini-begini saja. Bangun tidur, siap-siap, pergi ke kantor, lembur kadang-kadang, lalu pulang.
Kamu jadi sering meratap sambil memandangi layar ponselmu.
Saking lamanya meratapi, kamu mungkin tak sadar bahwa ini penyebab utama hidupmu semakin datar.
Karena waktumu jelas terbuang percuma sementara teman-temanmu yang lain tenggelan dengan kesibukan mereka.
5. Pun dengan menyalahkan keadaan. Bukankah apa yang kamu rasakan saat ini merupakan hasil dari tindakanmu di masa silam?
Ada saatnya kamu menyalahkan keadaan. Kenapa sih dulu kamu nggak dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan?
Atau kenapa semua usaha yang kamu lakukan hasilnya pasti tak memuaskan?
Karena terlalu banyak menyalahkan keadaan, bisa jadi yang menyebabkan selama ini hidupmu berjalan biasa saja. Kamu terlalu sibuk menyalahkan keadaan.
Padahal sebagian besar apa yang kamu alami sekarang merupakan hasil tindakanmu di masa-masa dahulu. Kalau begini, lantas siapa yang kurang berusaha dulu?
6. Sukses atau belum itu perihal cara pandang. Mungkin saat ini kamu belum sukses dari segi pendapatan, tapi dari sisi lain, kamu sukses punya banyak pengalaman!
Ada saatnya kamu menyalahkan keadaan. Kenapa sih dulu nggak dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan?
Atau kenapa semua usaha yang kamu lakukan hasilnya pasti tak memuaskan? Karena terlalu banyak menyalahkan keadaan, bisa jadi yang menyebabkan selama ini hidupmu berjalan biasa saja. Kamu terlalu sibuk menyalahkan keadaan.
Padahal sebagian besar apa yang kamu alami sekarang merupakan hasil tindakanmu di masa-masa dahulu. Kalau begini, lantas siapa yang kurang berusaha dulu?
7. Kalaupun kamu tetap ingin sukses seperti mereka, tak ada cara lain selain membulatkan tekad, mengumpulkan lagi semangat dan berusaha keras. Kalau mereka bisa, kamu juga!
Kesuksesan memang buatmu iri. Namun tak ada cara lain yang bisa kamu lakukan kecuali mengubah rasa iri tersebut menjadi cambuk bagi diri sendiri agar sukses bisa kamu dapatkan.
Tentu saja diiringi dengan tekad yang bulat, semangat yang dua kali lebih besar, serta usaha yang lebih keras. Satu hal yang perlu kamu yakini, kalau dirimu pun bisa!
Semoga kamu lekas bangkit dari fase merana karena hidup yang begini-begini aja.
Toh kamu masih muda, kesempatan untuk mencoba – gagal – mencoba lagi – lalu sukses masih lebar terbuka!
Sumber : Hipwee.com
Loading...